Selasa, 07 Januari 2014

Makalah Bahan Listrik 2

TUGAS BAHAN LISTRIK



MAKALAH
Dosen Pembimbing :
Ir KUSPIJANI, M. MT










Oleh :
M. FACHRUR ROZI
                                                                          13041057



                                                  JURUSAN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR

              Syukur Alhamdulillah, saya  panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan Makalah Bahan Listrik.  
              Makalah ini diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan nilai UTS untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Teknik Elektro. Keberhasilan penyelesaian makalah ini tidak luput dari bantuan orang lain. Saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, semua teman, sahabat, saudara dan keluarga besarku yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam penyusunan makalah ini. sehingga makalah ini berhasil diseleseikan.
                Kepada segenap pembimbing yang telah memberikan arahan dukungan serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada saya, rasanya tiada kata yang pantas diucapkan selain terima kasih yang terhingga.
.             Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini saya sangat terbuka menerima kritik serta saran yang  bersifat membangun sehingga secara bertahap saya dapat memperbaikinya. Demikian, teriring harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya                                                               
                                                                                            Surabaya, 8 JANUARI 2014

                                                                                    M. FACHRUR ROZI
                                                                                    NIM. 13041057


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………….…………………. i
Daftar Isi…………………………………………………………………..  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................. 1                                                       
BAB II PEMBAHASAN
            2.1   Bahan Penyekat…………………………………….………..   1
            2.2   Sifat – Sifat Bahan Penyekat………………………………...   3
            2.3   Teori Magnit Menurut Weber…………………………..........  4
            2.4   Teori Magnit Menurut Weiss………………………………...  4
            2.5   Bahan – Bahan Magnit………………………………………   5
            2.6   Magnit Bahan Ferromagnetic………………………………...  5
            2.7   Magnit Bahan Paramagnetic…………………………………  5
            2.8   Magnit Bahan Diamagnetic………………………………….   6
            2.9   Magnit Bahan Non magnetic………………………………...   6
              
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan……………………………………………………  6
3.2  Saran…………………………………………………………...  7 
DATAR PUSTAKA

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar  Belakang
             Saya akan menguraikan apa yang saya ketahui tentang bahan penyekat dan sifat – sifat bahan penyekat.
Saya akan menjelaskan secara singkat mengenai teori tentang magnit menurut Weber.
Saya juga menjelaskan teori yang dikemukakan Weiss.
             Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet disebut bahan magnetik dan bahan yang tidak dapat ditarik magnet disebut bahan nonmagnetic.
              Berdasarkan penggunaan bahan – bahan magnit dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu: Magnit Bahan Ferromagnetic, Magnit Bahan Paramagnetic, Magnit Bahan Diamagnetic, Magnit Bahan Non magnetic.

                                                      BAB II
                                        Pembahasan
2.1 Bahan Penyekat
              Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian – bagian yang bertegangan atau bagian – bagian yang aktif. Sehingga untuk bahan penyekat ini perlu diperhatikan mengenai sifat – sifat dari bahan tersebut yang meliputi : sifat listrik, sifat mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia dan lain – lain.
                           Bahan penyekat digunakan untuk memisahkan bagian – bagian yang beregangan. Untuk itu pemakaian bahan penyekat perlu mempertimbangkan sifat kelistrikannya. Disamping itu juga perlu mempertimbangkan sifat – sifat bahan penyekat tersebut.
                Sifat kelistrikan mencakup resistivitas, permitivitas, dan kerugian dielektrik. Penyekat membutuhkan bahan yang mempunyai resistivitas yang besar agar arus yang bocor sekecil mungkin (dapat diabaikan). Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa bahan isolasi yang higroskopis hendaknya dipertimbangkan penggunaannya pada tempat – tempat yang lembab karena resistivitasnya akan turun. Resistivitas juga akan turun jika tegangan yang diberikan naik.
                                Besarnya kapasitansi bahan isolasi yang berfungsi sebagai dielektrik ditentukan oleh permitivitasnya, disamping jarak dan luas permukaannya. Besarnya permitivitas udara adalah 1,00059, sedangkan untuk zat padat dan zat cair selalu lebih besar dari itu. Apabila bahan isolasi diberi tegangan bolak – balik maka akan terdapat energi yang diserap oleh bahan tersebut. Besarnya kerugian energi yang diserap bahan isolasi tersebut berbanding lurus dengan tegangan, frekuensi, kapasitansi, dan sudut kerugian dielektrik. Sudut tersebut terletak antara arus kapasitif dan arus total (Ic + Ir).
                               Suhu juga berpengaruh terhadap kekuatan mekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh kimia dan sebagainya. Bahan isolasi dapat rusak diakibatkan oleh panas pada kurun waktu tertentu. Waktu tersebut disebut umur panas bahan isolasi. Sedangkan kemampuan bahan menahan suhu tertentu tanpa terjadi kerusakan disebut ketahanann panas. Menurut IEC (International Electrotehnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan, bahan isolasi yang digunakan pada suhu dibawah nol (misal pada pesawat terbang, pegunungan) perlu juga diperhitungkan karena pada suhu dibawah nol bahan isolasi akan menjadi keras dan regas.
                                 Pada mesin – mesin listrik, kenaikan suhu pada penghantar dipengaruhi oleh resistansi panas bahan isolasi. Bahan isolasi tersebut hendaknya mampu meneruskan panas yang didesipasikan oleh penghantar atau rangkaian magnetik keudara sekelilingnya.
                                  Kemampuan larut bahan isolasi, resistansi kimia, higroskopis, permeabilitas uap, pengaruh tropis, dan resistansi radio aktif perlu dipertimbangkan pada penggunaan tertentu. Kemampuan larut diperlukan dalam menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan dan dalam menguji kemampuan bahan isolasi terhadap cairan tertentu selama diimpregnasi atau dalam pemakaian. Kemampuan larut bahan padat dapat dihitung berdasarkan banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan pelarut. Umumnya kemampuan larut bahan akan bertambah jika suhu dinaikkan. Ketahanan terhadap korosi akibat gas, air, asam, basa dan garam bahan isolasi juga bervariasi antara satu pemakaian bahan isolasi didaerah yang konsentrasi kimianya aktif, instalasi tegangan tinggi, dan suhu diatas normal.
                             Uap air dapat memperkecil daya isolasi bahan. Karena bahan isolasi juga mempunyai sifat hiigroskopis maka selam penyimpanan atau pemakaian diusahakan agar tidak terjadi penyerapan uap air oleh bahan isolasi, dengan memberikan bahan penyerap uap air, yaitu senyawa P2O5 atau CaCl2. Bahan yang molekulnya berisi kelompok hidroksil (OH) higroskopitasnya relatif besar dibanding bahan parafin dan polietilin yang tidak dapat menyerap uap air. Bahan isolasi hendaknya juga mempunyai permeabilitas uap (kemampuan untuk dilewati uap) yang besar, khususnya bagi bahan yang digunakan untuk isolasi kabel dan rumah kapasitor.
                Didaerah tropis basah dimungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga. Suhu yang tinggi yang disertai kelembaban dalam waktu lama dapat menyebabkan turunnya kemampuan isolasi.    Oleh karena bahan isolasi hendaknya dilapisi bahan anti jamur (paranitro phenol, dan phenta chloro phenol).
          Pemakaian bahan isolasi sering dipengaruhi bermacam – macam energi radiasi yang berpengaruh dan mengubah sifat bahan isolasi. Radiasi sinar matahari mempengaruhi umur bahan, khususnya jika bersinggungan dengan oksigen. Sinar ultra violet dapat merusak beberapa bahan organik, T yaitu kekuatan mekanik dan elastisitas. Sinar X sinar – sinar dari rekator nuklir, partikel – partikel radio isotop juga mempengaruhi kemampuan bahan isolasi.
                           Sifat mekanis bahan kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan derajat kekerasan bahan isolasi juga menjadi pertimbangan dalam memilih suatu jenis bahan isolasi.

2.2 Sifat – Sifat Bahan Penyekat
              Memiliki dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub utara adalah kutub magnet yang selalu mengarah ke kutub utara bumi. Kutub selatan adalah kutub magnet yang mengarah ke selatan bumi. Kutub yang sama akan tolak-menolak. Kutub yang tidak sama akan tarik-menarik.Ada beberapa sifat bahan penyekat yang perlu kita ketahui sebagai dasar pemahaman kita tentang bahan penyekat. Sifat – sifat tersebut meliputi sifat listrik, sifat mekanis, sifat termis dan sifat kimia.
A. Sifat Listrik
           Sifat listrik yaitu suatu bahan yang mempunyai tahanan jenis listrik yang besar agar dapat mencegah terjadinya rambatan atau kebocoran arus listrik antara hantaran yang berbeda tegangan atau dengan tanah. Karena pada kenyataannya sering terjadi kebocoran, maka harus dibatasi sampai sekecil-kecilnya agar tidak melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan yang berlaku (PUIL : peraturan umum instalasi listrik).
B. Sifat Mekanis
            Mengingat sangat luasnya pemakaian bahan penyekat, maka perlu dipertimbangkan kekuatannya supaya dapat dibatasi hal-hal penyebab kerusakan karena akibat salah pemakaian. Misal memerlukan bahan yang tahan terhadap tarikan, maka dipilih bahan dari kain bukan dari kertas karena lain lebih kuat daripada kertas.
C. Sifat Termis
            Panas yang timbul pada bahan akibat arus listrik atau arus gaya magnet berpengaruh kepada penyekat termasuk pengaruh panas dari luar sekitarnya. Apabila panas yang terjadi cukup tinggi, maka diperlukan pemakaian penyekat yang tepat agar panas tersebut tidak merusak penyekatnya.

D. Sifat Kimia
            Akibat panas yang cukup tinggi dapat mengubah susunan kimianya, begitu pula kelembaban udara atau basah disekitarnya. Apabila kelembaban dan keadaan basah tidak dapat dihindari, maka harus memilih bahan penyekat yang tahan air, termasuk juga kemungkinan adanya pengaruh zat-zat yang merusak seperti : gas, asam, garam, alkali, dan sebagainya.

2.3 Teori Magnit Menurut Weber
              Weber telah mengmukakan teorinya yang disebut dengan hipotesis Weber yang isinya sebagai berikut :
           Bahan magnetik terdiri atas atom-atom magnetik yang disebut magnet elementer. Setiap magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan. Ketka magnet dipotong, maka potongan-potongan tersebut akan menjadi magnet baru yang juga mempunyai kutub utara dan kutub selatan. Jika pemotongan terus dilakukan hingga sekecil-kecilnya, maka akan terbentuk atom magnet. Atom magnet tersebut pun akan memiliki kutub utara dan kutub selatan.
             Pada bahan yang belum menjadi magnet, maka magnet elementernya belum tersusun dengan teratur. Sehingga kutub utara sebuah magnet elementer terhubung dengan kutub selatan pada magnet elementer yang lain. Dengan demikian, magnet-magnet elementer pada bahan tersebut terangkai seperti lingkaran.
               Pada bahan yang sudah menjadi magnet, magnet elementer sudah tersusun dalam barisan yang teratur dengan pola lurus. Kutub utara bertemu dengan kutub selatan dengan berurutan.
             Magnet elementer besi mudah diarahkan sehingga besi lebih mudah dijadikan magnet. Akan tetapi sifat kemagnetan besi mudah hilang. Sedangkan magnet elemeter baja sangat sukar diarahkan, akan tetapi ketika sudah bisa diarahkan, sifat kemagnetannya akan bertahan lama.

2.4 Teori Magnit Menurut Weiss
            Weiss menerangkan teori magnet dengan menggunakan teori elektron. Menurut teoriWeis, tiap-tiap atom benda terdiri dari inti dan elektron-elektron yang beredar mengelilingi intinya menurut garis edarnya (orbitnya). Di samping berputar mengelilingi inti menurut garis edarnya, elektron-elektron itu juga berputar sekeliling sumbunya masing-             masing. Akibat perputaran pada sumbu elektron ini terjadilah kutub-kutub magnet elementer, yaitu kutub utara dan selatan. Perputaran elektron-elektron menurut sumbunya ini ada positif dan ada yang negatif; artinya arah perputaran itu ada yang searah dan ada yang berlawanan arah. Selanjutnya, perputaran elektron menurut sumbunya disebut puntiran elektron.
                Untuk puntiran- puntiran elektron yang tidak searah serta letak poros-poros elektron tidak teratur menyebabkan kutub-kutub magnet elementer pada poros elektron saling memperlemah (menetralkan) satu dengan lainnya. Kelompok-kelompok electron yang mempunyai puntiran searah disebut  Kompleks Weiss atau Kelompok Weiss, dan ini akan saling memperkuat sehingga merupakan magnet-magnet kecil di dalam atom-atom benda.

2.5 Bahan – Bahan Magnit
              Bahan-bahan yang dapat ditarik oleh magnet disebut bahan magnetik dan bahan yang tidak dapat ditarik magnet disebut bahan nonmagnetik. Bahan magnet dapat diklasifikasikan sebagai berikut

2.6 Magnit Bahan Ferromagnetic
           Ferromagnetic adalah sebuah fenomena dimana sebuah material dapat mengalami magnetisasi secara spontan, dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat. Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet yang kita jumpai sehari-hari. Ferromagnetic dan Ferrimagnetisme merupakan dasar untuk menjelaskan fenomena magnet permanen. Bahan Ferromagnetic : bahan yang ditarik magnet dengan kuat oleh magnet. Contohnya adalah baja, besi, nikel, dan kobalt.

2.7 Magnit Bahan Paramagnetic
           Paramagnetic adalah suatu bentuk magnetisme yang hanya terjadi karena adanya medan magnet eksternal. Material paramagnetic tertarik oleh medan magnet, dan karenanya memiliki permeabilitas magnetis relatif lebih besar dari satu (atau, dengan kata lain, suseptibilitas magnetik positif). Meskipun demikian, tidak seperti ferromagnet yang juga tertarik oleh medan magnet, paramagnet tidak mempertahankan magnetismenya sewaktu medan magnet eksternal tak lagi diterapkan. Bahan Paramagnetik : bahan yang ditarik lemah oleh magnet. Contohnya adalah aluminium, timah, mangan, dan platina.
2.8 Magnit Bahan Diamagnetic
            Diamagnetic adalah sifat suatu benda untuk menciptakan suatu medan magnet ketika dikenai medan magnet. Sifat ini menyebabkan efek tolak menolak. Diamagnetik adalah salah satu bentuk magnet yang cukup lemah, dengan pengecualian superkonduktor yang memiliki kekuatan magnet yang kuat. Bahan Diamagnetic : bahan yang sedikit menolak jika ditarik oleh magnet. Contohnya adalah seng, bismut, emas, dan natrium klorida.

2.9 Magnit Bahan Non magnetic
Bahan Nonmagnetik : bahan yang tidak dapat ditarik oleh magnet.
 Contohnya adalah batu, pasir, kertas, kaca, dan kayu

                                                     BAB III
                                                     Penutup
3.1 Kesimpulan
Dalam proses pembuatan makalah ini, maka dapat disimpulkan magnet bukanlah sekedar batu alam yang memiliki medan magnet. Namun, dibalik cirinya yang khas,  magnet juga memiliki sisi lain yang tidak lepas dari ciri khasnya tersebut. Antara lain:
a.   Magnet adalah suatu materi yang mempunyai medan magnet. 
b.      Magnet bisa menarik bahan ferromagnetic dengan medan magnetnya.
c.     Jika magnet bertemu dengan kutub magnet yang berbeda akan saling tarik-menarik,    sedangkan jika magnet bertemu dengan kutub magnet yang sama akan akan saling tolak menolak.
a.      Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan.
b.      Magnet dapat dibuat dengan bahan-bahan dan cara yang sederhana.
c.      Magnet sangat bermanfaat dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang iptek dan bidang kesehatan.




3.2 Saran
Perlunya penelitian lebih lanjut tentang kegunaan magnet, karena mungkin magnet masih memiliki kegunaan yang lain.
 Memanfaatkan magnet dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan orang banyak. 
 
Bagi masyarakat : lebih baik menggunakan pengobatan alami seperti dengan terapi magnet.

                                        DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar